Monday, August 11, 2014

Kursus Bahasa Mandarin

Sekarang ini, belajar Bahasa Inggris mungkin sudah dianggap biasa bagi kebanyakan orang, karena bahasa Inggris sudah dianggap sebagai bahasa dunia karena penggunaannya sebagai bahasa pengantar di hampir seluruh penjuru bumi, bahkan anak TK pun sudah banyak yang bisa bicara lancar dengan bahasa Inggris karena di sekolahnya diajarkan juga bahasa Inggris.

Tapi tahukah anda, bahasa yang paling banyak penggunanya di dunia bukanlah bahasa Inggris, menurut wikipedia, google dan beberapa literatur lainnya, bahasa yang paling banyak digunakan oleh orang di dunia, bukanlah bahasa Inggris, tapi bahasa Mandarin. Ya, mungkin juga, karena bahasa Mandarin digunakan sebagai bahasa utama di China, siapa yang tidak tahu China adalah negara terbesar di dunia dengan penduduk terbanyak. Dan kalau dilihat, dibelahan dunia manapun, pasti ada orang China (di Indonesia, sekarang ini China disebut Tiongkok). Sehingga kebutuhan bahasa Mandarin ke depannnya akan semakin diperlukan, karena serbuan perdagangan dari China pun juga semakin luas.

Dewasa ini bahasa Mandarin sangat populer dan gencar dipelajari oleh orang-orang di berbagai belahan dunia. Mempelajari Mandarin sangat berbeda dengan belajar bahasa Inggris karena bahasa Mandarin memiliki aksara-aksara tersendiri dan masing-masing aksara memiliki makna tunggal. Tingkat kesulitan mempelajarinya pun agak unik.

Nah disini saya bukannya mau meneliti bahasa Mandarin, tapi mau mempromosikan sedikit aja. Istri saya, Leszi Fitriana, kebetulan adalah tenaga pendidik yang punya spesialisasi Bahasa Mandarin. Beliau sudah berkecimpung mempelajarinya selama beberapa tahun belakangan ini. Kebetulan, beliau juga mengajar untuk privat dan kelas khusus bahasa Mandarin. Sudah sekian banyak prestasi yang didapat dari sisi tenaga pendidik. Mungkin jika ada yang berminat untuk mempelajari bahasa Mandarin, bisa belajar darinya. Leszi Fitriana membuka kelas privat untuk pemula, anak usia SD, pelajar SMP, SMA.

Untuk lebih lanjut bisa menghubungi istri saya, Leszi Fitriana dengan alamat email: fitriana.leszi[at]gmail.com. atau di nomor 0812-1394-7880.

Terima kasih, semoga bagi yang butuh bisa langsung nyambung

Thursday, May 22, 2014

Mau Mesin yang bisa SCAN COPY PRINT yang handal dan murah ( FUJIXEROX DC S2420 CPS)

ALL IN ON SOHO dan CORPORATE yang menginginkan biaya operasional yang ringan.

Hampir semua Copier FujiXerox atau mesin fotocopy FujiXerox biasanya di distribusi langsung oleh Astra Graphia yang mau tidak mau mengharuskan costumer membuat KONTRAK SERVIS minimal 2 tahun oleh nya. Namun hanya seri copier atau mesin Photocopy FujiXerox Dr-S2420 ini. Dengan harga Rp.625.000,- untuk 9.000 halaman atau setara 18 rim kita sudah bisa mem-fotocopy dan mem-PRINT dokumen penting kita. Bukan hanya itu, menurut perkiraan kami Toner/Cartridge nya murah sekali yang tidak sampai Rp. 67,-/lembar.

Untuk garansi, Astra Graphia memberikan garansi 1 tahun on-site diseluruh Indonesia. Jadi, agan tinggal telp kami, Teknisi AstraGraphia akan meluncur memperbaiki Mesin Copier agan.

Fuji Xerox DocuCentre S2420/S2220 adalah Perangkat cetak multifungsi yang :
  1. Hasil Cetak (Print & Copy) MONOCHROME dengan penggunaan kertas dengan ketebalan 60-110 gram, ukuran A5 hingga A3.
  2. Ukuran Cetak dan Scan hingga A3,
  3. Hasil Scan Color
  4. Support Direct FAX (dengan modul tambahan)
  5. Siap print dari kondisi baru dinyalakan dalam waktu 19 Detik

Copier DC-S2420 Dengan Fitur :
  • Toner Saver : Fitur penghemat toner, yang akan menyesuaikan tingkat ketebalan warna hitam pada hasil cetak
  • Electronic Sorter (Pemilihan hasil cetak secara otomatis agar mudah disusun)
  • ID Card Copy
  • Multiple Up : Penyesuaian hasil copy menjadi 2 in 1 atau 4 in 1, hingga 8 in 1 apabila di dukung dengan duplex
  • Auditron Administration : Fitur security User Login, yang bisa dipakai hingga 30 User dengan pemasangan kata sandi dan pembatasan (limit) yang dapat digunakan hanya untuk fitur Copy. Limit yang dipasang harus direset manual apabila sudah mencapai batasnya.
  • Temperature Setting : Penyesuaian suhu secara otomatis oleh mesin cetak, dalam mendeteksi ketebalan kertas, sehingga menghindari kemungkinan kertas menggulung/kriting saat proses cetak. 
Dengan Spec :
  • Kecepatan cetak 24ppm untuk S2420 dan 22ppm untuk S2220
  • Kecepatan Scan :
    a. 200 dpi : Monochrome = 335 lembar/job dan Color : 76 Lembar/job
    b. 300 dpi : Monochrome = 129 lembar/job dan Color : 35 Lembar/job
  • DADF sanggup menampung 110 lembar kertas ukuran 80gram, hingga ukuran A3.
  • Tray #1 berkapasitas 250 Lembar.
  • Tray #2, Tray #3 & #4 berkapasitas 500 Lembar
  • Berat unit Platten : 30 kg, Unit + DADF = 36kg.
  • Drum Life : 66.000 Lembar untuk S2220 dan 78.000 Lembar untuk S2420 dengan asumsi 5% Area Pencetakan pada hasil cetak. Part Number Drum yang dipakai sama antara S1810 dan S2010. Harga Drum Rp. 1.700.000,-
  • Kapasitas Toner 9000 lembar dengan asumsi 5% Area Pencetakan pada hasil cetak. Harga Toner Rp. 625.000,-

Minat? silakan telp/sms/whatsapp saya di 08128825214

Wednesday, July 10, 2013

Membuat Ledakan di 3DS Max


karya lama, dibikin di laptop dual core, 3ds max 9 dan afterburn plugin
1. tanknya sangat low poly, donlot model gratisan, trus modif dikit biar ringan2
2. animatenya cuma geser tank-nya dan gerak rodanya pake path deform kaya yg pernah ada di tutornya mba'e M.n. Handoyo
3. efek ledakan pake afterburn (asepnya ketebelan, salah setting),
some of exploding tutorialnya bisa liat disini

4. render pake mental ray
5. editing di after effect

Met Jalan ya Pa

Hari ini, udah 11 hari papa ninggalin kami sekeluarga, tepatnya tanggal 1 Juli 2013 kemarin di usia 63 tahun. Jadinya tahun ini, kami sekeluarga akan merasakan puasa dan lebaran yang pertama kalinya tanpa papa tercinta. InshaAllah kami diberikan kekuatan. Papa dimakamkan ditumpuk di satu makam dengan Almarhumah mama kami Yuhartini Djauhari binti Adham Nahrawi yang lebih dulu meninggalkan kami.

Papa kami, dengan nama lengkap Djauhari Arief bin Muhammad Said Arief adalah seorang yang rendah hati, jujur, tanggung jawab, ikhlas dan banyak mengabdikan dirinya pada masyarakat. Kami banyak belajar dari dia soal kejujuran dan keikhlasan. Beberapa tahun belakangan ini, papa memang banyak bekerja penuh keikhlasan sejak jd pengurus RT, organisasi di masjid, acara2 masjid dan trakhir menjadi bendahara di sebuah lembaga pembelajaran di masjid dekat tempat tinggal keluarga di bilangan daerah Larangan, Tangerang.

Selama bekerja tersebut, papa tidak meminta bayaran, bekerja dengan penuh keikhlasan, bahkan dipercaya beberapa kali untuk memegang uang yang ga sedikit jumlahnya. Kadang ane mikir, papa  kuat banget ya, megang amanah segini banyak dan ikhlas ga dibayar. Bahkan kadang ada yg ngasi uang pun lebih sering ditolak. Bisa ga ya kami semua anak2nya nanti bisa seikhlas dan sejujur beliau.

Buahnya kelihatan belakangan ini, sejak beliau sakit, banyak sekali bantuan berdatangan tanpa diminta, bahkan saat beliau dipanggil oleh Sang Maha Kuasa pun, banyak kawan2nya yang sering bekerja dengannya datang mengantar kepergiannya, bahkan sampai beberapa hari setelah meninggalnya beliau pun, masyarakat sekitar datang untuk mengadakan acara (tahlilan) membacakan doa yang amat menghibur keluarga kami yang sedang berduka. Acara tahlilan ini, 3 hari pertamanya pun diusulkan oleh beberapa sahabatnya. Bahkan di hari ketiga ada beberapa wejangan dari seorang ustadz yang datang langsung dari Timur Tengah sana (beliau native speaker asli, bahkan ngomongnya pake penterjemah), beliau datang bersama kawannya yang menjadi sahabat papa yang banyak mengisi acara2 ceramah, diskusi dan pengajian. Ga nyangka, acara dadakan, tanpa rencana, bisa jadi mengharukan dan menghibur sekali, tanpa bayaran pula. Dan ga nyangka juga, kalau teman2 papa itu ada di berbagai kalangan.

Tulisan ini dibuat untuk mengenang papa tercinta yang sudah meninggalkan kami anak2nya (Harry Renanda, Yudha Yuliansyah dan Firmansyah Akbar), serta mama kami Ibu "Lala" Djamilah yang sudah menemani papa tanpa keluhan selama berpuluh tahun lamanya baik sehat maupun sakit, suka maupun duka. Semoga papa sekarang berada dalam penjagaan Allah di tempat sebaik2nya, dan diterima semua amal ibadahnya, dan semoga kami semua yang sudah ditinggalkan olehnya diberi kekuatan dan pembelajaran yang baik dari nilai2 kehidupan yang sudah beliau contohkan selama hidupnya.

Terima kasih untuk semua bantuan dari semua sahabat, teman, rekan sejawat papa, keluarga, saudara dan berbagai pihak lainnya yang tidak sanggup kami sebutkan satu persatu. Terima kasih atas bantuannya baik semasa hidup papa, saat pengurusan jenazah dan mengantar beliau ke tempat peristirahatan terakhir, dan juga sepeninggal beliau.

Met jalan ya pa, semoga papa bisa merasakan buah dari usaha papa selama di dunia ini. Moga heppi terus disana. InshaAllah kami semua bisa nyusul dan kita semua bisa dipertemukan di tempat sebaik2nya tempat yang pernah diciptakan oleh Allah Yang Maha Pemurah.

 


tempat peristirahatan terakhir

Papa Djauhari Arief (1 April 1950 - 1 Juli 2013)

Wednesday, June 26, 2013

Minat ganti profesi? Penghasilan pengemis di Jakarta lebih besar dari manajer

Makin banyaknya pengemis di jalanan terutama saat dekat-dekat puasa kayanya dipengaruhi oleh semakin "menggiurkannya" penghasilan yang didapat dari profesi yang satu ini. Sekarang pengemis udah semakin beragam ga kaya dulu yang cuma kakek/nenek tua atau ibu-ibu bawa bayi. Sekarang anak-anak juga udah semakin mahir mengemis. Dan biasanya mereka yang udah ngerasain jadi pengemis, ogah buat nyari kerja lain. Kenapa emangnya? Yah.. barusan baca dari merdeka.com, trus gw kopi kesini, biar bisa jadi referensi gw di kemudian hari. (Maaf, ga pake foto, biar ga dibilang menjual kesengsaraan).

Berikut kutipannya.
Dengan muka memelas mereka menyusuri jalan-jalan Jakarta yang berdebu. Menadahkan tangan meminta sedekah. Sebagian tampil dengan anggota tubuh tak lengkap, sebagian lagi membawa bayi mungil yang dekil dalam gendongan. Penampilan para pengemis itu mengundang iba. Selembar seribu atau dua ribuan dengan ikhlas direlakan para dermawan untuk mereka.

Benarkah para pengemis yang setiap hari lalu lalang itu hidup menderita? Ternyata tidak semua.

Petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan menemukan fakta mengejutkan. Dalam sehari, pengemis di Jakarta bisa mengantongi penghasilan sekitar Rp 750 ribu hingga Rp 1 juta.

"Kalau yang segitu biasanya didapat pengemis dengan tingkat kekasihanan yang sangat sangat kasihan. Seperti pengemis kakek-kakek atau ibu-ibu yang mengemis dengan membawa anaknya," ujar Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda saat ditemui di kantornya, Selasa (25/6).

Kemudian, lanjutnya, untuk pengemis dengan tingkat kasihan yang standar atau biasa saja dalam sehari bisa mendapatkan sekitar Rp 450 ribu hingga Rp 500 ribu.

"Itu seperti anak-anak jalanan yang saat mengemis mengandalkan muka memelas," tuturnya.

Satu hari Rp 1 juta, kalikan 30 hari. Pengemis ini bisa dapat Rp 30 juta per bulan. Bermodal perkusi dari tutup botol, anak-anak jalanan mengantongi Rp 12 juta lebih.

Maka silakan bandingkan dengan gaji manajer di Jakarta. Penelusuran merdeka.com, gaji manajer di Jakarta rata-rata berkisar Rp 12 hingga 20 jutaan. Gaji pemimpin cabang sebuah bank rata-rata Rp 16 juta. Sementara Kepala Divisi Rp 20 juta.

Rata-rata butuh waktu sekitar tujuh tahun bagi seorang profesional mencapai level manajer. Tak mudah mencapai posisi itu.

Untuk fresh graduate atau sarjana yang baru lulus dan tak punya pengalaman kerja. Kisaran gajinya Rp 2 juta hingga Rp 3,5 juta. Jika beruntung, ada perusahaan yang mau memberi hingga di atas Rp 4 juta. Tapi sangat jarang.

"Saya kerja jadi teller di bank. Sudah lima tahun, paling bawa pulang Rp 4 juta. Kaget juga dengar pengemis bisa dapet belasan sampai Rp 30 juta," kata Rani, seorang pegawai bank pemerintah saat berbincang dengan merdeka.com.

Luar biasa memang. Gaji seorang manajer kalah oleh pengemis. Teller bank yang selalu tampil cantik dan modis, gajinya hanya sepertiga anak jalanan yang bermodal tampang memelas.

"Karena pendapatan yang terbilang fantastis itulah, para pengemis enggan beralih profesi. Cukup bermodal tampang memelas, tanpa skill apapun mereka bisa dapat uang banyak dengan mudah," kata Miftahul Huda.

Dia menambahkan maraknya pengemis dan gelandangan yang tersebar di Ibukota disinyalir sudah teroganisir. Diduga ada sindikat yang mengatur kelompok pengemis yang kerap mendrop mereka di suatu tempat untuk kemudian 'beroperasi' di wilayah yang telah ditentukan.

"Kita pernah menelusuri ke kampung halamannya. Dan memang nyatanya mereka punya rumah yang bisa dibilang lebih dari cukuplah di kampungnya itu. Itu fakta yang kita dapatkan," jelas Miftahul.

Untuk itu, Miftahul mengimbau kepada masyarakat yang ingin memberikan sumbangan menyalurkan ke tempat yang tepat.

"Dengan menyalurkan ke badan zakat yang resmi, akan disalurkan ke yang berhak menerimanya. Dan secara otomatis ini mengurangi pengemis, karena tidak ada yang mau memberi di jalan," tandasnya.
Sumber: Merdeka.com

Sunday, June 23, 2013

Film The Internship

Saatnya me-review Film, sepertinya bagus. Nampilin google dari dalam, walau bukan film yang dibikin oleh Google, tapi dari resensinya lumayan enak buat dinikmati untuk ngisi waktu luang.... (kalo masih ada waktu luang). Artikel dibawah di kutipan dari kompas.com.


Google adalah perusahaan impian para pencari kerja. Selain dikenal sebagai gudang orang kreatif, raksasa digital yang bermulai dari sebuah mesin pencari ini pun terkenal sangat royal terhadap para Googler (karyawan Google) dan pekerja-pekerja magangnya.

Hal ini pun bikin Hollywood tertarik membuat film tentang para pekerja magang di markas Google di Silicon Valley. Film itu berjudul The Internship dan baru ditayangkan pada 7 Juni lalu.


Dalam The Internship, aktor komedi Vince Vaughn dan Owen Wilson berperan sebagai dua orang salesman yang kariernya jatuh akibat imbas perkembangan digital. Karena ingin membuktikan diri mereka juga kreatif dan tidak ketinggalan zaman, keduanya lalu melamar di Google dan bersaing ketat dengan anak-anak muda, para mahasiswa yang berotak cemerlang.

Di film itu, diceritakan pula tentang Vaughn dan Wilson yang mengikuti tahap-tahap rekrutmen, termasuk wawancara melalui Google Hangout. Film itu juga menampilkan fasilitas-fasilitas yang ada di Googleplex (kantor Google), termasuk kantin di mana para Googler bisa makan dan minum gratis.

Tetapi, apakah film itu sudah akurat menggambarkan lingkungan kerja dan kultur Google? Lalu, apa yang dipikirkan oleh para Googler tentang The Internship?

Bukan film Google

Dalam situs tanya jawab Quora, Jeremy Hoffman, seorang software engineer di Google, menyampaikan pendapatnya soal film tersebut. Singkat kata, menurut dia, The Internship bukanlah film buatan Google. Skripnya tidak dibuat oleh Google. Google juga tidak terlibat dengan para pembuat film dan tidak membayar pembuatan film tersebut.

Kantor Google memang menjadi setting film tersebut dan banyak Googler "numpang lewat" di situ. Tetapi, ungkap Hoffman, ide mengenai film itu datang dari Vince Vaughn. Jadi, bisa dikatakan, apa yang ditampilkan dalam film itu adalah bayangan orang luar mengenai kultur dan kegiatan para Googler dan anak-anak magang di Googleplex.

Meskipun begitu, ada hal-hal yang disukai oleh Hoffman dan para Googler. Pada dasarnya, film itu menafsirkan Google secara baik. Di sana, Googler ditampilkan sebagai orang-orang yang smart, pekerja keras, dan suka bekerja sama.

Googler juga digambarkan sebagai orang-orang yang punya passion untuk mengembangkan produk-produk hebat yang bisa membuat kehidupan banyak orang menjadi lebih baik. Film itu pun menunjukkan bahwa Google menghargai perbedaan serta bisa menjaga para karyawannya untuk bekerja senang dan produktif.

  Berikut ini trailer The Internship

Photo Session 22 Juni 2013 with @grimatheband

Ini beberapa foto no edit dari photo session tgl 22 Juni kemaren pas jadi asisten +si_ery  moto2in @grimatheband. Moto 3 jam cape juga ya, lapernya baru terasa abis moto. Lumayan Ngumpul dari jam 11, baru mulai jam 13 dan baru beres jam 17. Total berapa jam yah.....
Ini baru motonya, belum editnya. Hyahahaha....

Calon sukses nih kayanya band-nya. Lagunya bagus. Ditunggu aja rilis albumnya. Hehehehe